Senin, 21 Maret 2011

MENGAPA HARUS PENDIDIKAN ISLAM?

“Pendidikan Islam dikatakan sesuai dengan kemanusiaan hebat, karena pendidikan Islam memandang manusia secara kaffah." (Prof.DR.H. Muhtarom HM dalam Ahmad Ludjito, dkk. 2010: 285)

Yang dimaksud pendidikan Islam adalah konsep Islam dalam pendidikan, bukan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Karenanya berbicara pendidikan Islam pada hakekatnya berbicara tentang konsep pendidikan atas segala mata pelajaran dan segala kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan ditinjau dari pandangan dan konsepsi Islam.
Dalam pendidikan harus memandang manusia secara integral (kaffah). Menurut Prof.DR.H. Muhtarom HM dalam Ahmad Ludjito, dkk. 2010: 285, dikatakan, “Pendidikan Islam dikatakan sesuai dengan kemanusiaan hebat, karena pendidikan Islam memandang manusia secara kaffah." Menurutnya  "Proses pendidikan Islam harus mencakup aspek ta'lim dan ta'dib, yaitu yang menyangkut transfer ilmu dan keterampilan untuk memenuhi hajat hidup, dan yang menyangkut aspek beradab atau berbudi pekerti baik."  (Prof.DR.H. Muhtarom HM dalam Ahmad Ludjito, dkk. 2010: 267).
Perlu dipahami pula bahwa pendidikan merupakan proses pembudayaan, karenanya pendidikan harus menghasilkan manusia yang memiliki budaya yang relevan dengan tuntutan masyarakat dan tuntutan zaman. Dalam konteks ini budaya yang dimaksud yang ideal adalah harus sesuai dengan fitroh manusia, dengan demikian pasti akan menjunjung nilai kemanusiaannya. Akan tetapi seiring dengan perkembangan informasi dan teknologi tidak pungkiri akan berdampak pada pengaruh yang menjatuhkan nilai kemanusiaan. "Proses sekulerisasi pada kebudayaan materiil, gaya hidup dan nilai-nilai yang dibawa oleh medium-medium produk kemajuan teknologi komunikasi akan memunculkan mass-culture dengan segala konsekuensi lanjutannya." (Azyumardi Azra dalam Ahmad Ludjito, dkk. 2010:273). Untuk dalam konsep pendidikan Islam harus berupaya mengangkat martabat manusia dalam derajat yang mulia. Untuk itu dalam kancah seperti dewasa ini, "Pendidikan Islam kiranya dapat mempunyai kekuatan menjadi counter budaya dan sebagai respons terhadap mass culture dengan kembali memperkokoh tradisi Islam di kalangan peserta didik muda dan anak-anak usia dini."(Prof.DR.H. Muhtarom HM dalam Ahmad Ludjito, dkk. 2010: 273).
Pendidikan Islam  harus dapat  mengimplementasikan konsep pendidikan Islam secara utuh. Pendidikan dalam bahasa Arab disebut “tarbiyah”. Tarbiyah berasal dari kata roba-yarbu yang berarti penambahan, pertumbuhan, pemeliharaan, dan penjagaan. Adapun menurut istilah, pendidikan diartikan sebagaimana pendapat beberapa ulama berikut: (1) Al-Qadhi Al-Baidhowi mengartikan pendidikan (tarbiyah) sebagai “membawa sesuatu ke arah kesempurnaan secara bertahap”; (2) Ibnu Sina mengartikan tarbiyah sebagai pembiasaan, yaitu melakukan sesuatu berulang-ulang dalam masa yang lama dan dalam waktu yang berdekatan; (3) Rif’ah Rafi’ Ath-Thathwi mendefinisikan pendidikan sebagai usaha mengembangkan jasmani dan jiwa anak didik semenjak lahir sampai tua dengan pengetahuan agama dan dunia. Sedangkan   DR. Miqdad Yaljan mengklasifikasi pendidikan Islam (tarbiyah Islamiyah) sebagai berikut: (1) kurikulum materi-materi keislaman di sekolah atau madrasah, (2) sejarah pendidikan, sejarah lembaga pendidikan atau sejarah tokoh-tokoh pendidikan di negara Islam, (3) pengajaran ilmu-ilmu keislaman, dan (4) sistem pendidikan integral yang diambil dari arahan dan ajaran Islam yang murni, serta berbeda dengan pendidikan lain baik Barat maupun Timur. Sedangkan Prof. DR. Abdul Gani Abud berpendapat bahwa pendidikan Islam yang kita inginkan adalah sebagaimana pendidikan yang ideal dan sebagaimana seharusnya, yakni pendidikan Islam yang tujuan dan dasar-dasarnya berdasarkan ruh Islam yang dituangkan Allah dalam Al Qur’an dan dicontohkan Rasul dan hadits. Jadi pendidikan yang kita inginkan adalah pendidikan yang berada dalam lapangan kehidupan yang penuh suasana yang islami seperti yang digariskan dalam Al Qur’an dan hadits Rasulullah SAW. Pertumbuhan anak-anak muslim berada dalam suasana khusus ini. (Sukro Muhab 2010:6)

Referensi:
Ahmad Ludjito, dkk. 2010. Guru Besar Bicara: Mengembangkan Keilmuan Pendidikan Islam. Semarang: RaSAIL Media Group.
Sukro Muhab. dkk. 2010. Standar Mutu Sekolah Islam Terpadu. JSIT

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Macys Printable Coupons